Sunday, June 26, 2011

Membaca

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi : orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.
Keterampilan membaca merupakan modal utama bagi siswa. Dengan bekal kemampuan tersebut, siswa dapat mempelajari ilmu lain; dapat mengkomunikasikan gagasannya; dan dapat mengekspresikan dirinya. Kegagalan dalam penguasaan keterampilan ini akan mengakibatkan masalah yang fatal, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maupun untuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali dengan kemampuan membaca yang beragam, dan perlu pula dibekali dengan strategi cara membaca yang baik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja jenis-jenis membaca ?
2.      Apa saja tingkatan membaca ?
3.      Bagaimana strategi membaca permulaan dan membaca lanjutan ?

C.    Tujuan
1.      Mengidentifikasi jenis-jenis membaca
2.      Mengidentifikasi tingkatan membaca
3.      Menyusun strategi membaca permulaan dan membaca lanjut


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jenis Membaca
Dalam keterampilan membaca ada dua jenis membaca yang dapat kita lakukan yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Kedua jenis kegiatan membaca ini merupakan kegiatan inti yang umum dilakukan di kelas.
Secara garis besar, membaca nyaring dibagi atas dua jenis membaca, yaitu membaca teknik/nyaring dan membaca dalam hati.
1.      Membaca Nyaring/Teknik
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
a.       Menggunakan ucapan yang tepat
b.      Menggunakan frase yang tepat
c.       Menggunakan intonasi suara yang wajar
d.      Dalam posisi sikap yang baik
e.       Menguasai tanda-tanda baca
f.       Membaca dengan terang dan jelas
g.      Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif
h.      Membaca dengan tidak terbata-bata
i.        Mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya
j.        Kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya
k.      Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan
l.        Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Crawley dan Mountain (1995) menjelaskan bahwa membaca nyaring hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan tidak menggunakan format round robin, yaitu setiap siswa secara acak mendapat giliran untuk membaca nyaring satu paragraf, karena hal ini dapat menyebabkan siswa kurang menyimak apa yang dibaca temannya.
Harris dan Sipay (1980) mengemukakan bahwa membaca nyaring dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan anak dalam banyak cara :
·         Guru dapat mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya pemenggalan kata, frase, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran yang spesifik
·         Memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan
·         Dapat melatih siswa untuk mendramatisasikan cerita dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita.
·         Dapat guru dapat bekerja untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, terutama bagi anak yang pemalu
Gruber (1993) mengemukakan lebih rinci tentang manfaat dan pentingnya membaca nyaring :
·         Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif
·         Mengekspos siswa untuk Memperkaya kosa katanya
·         Memberi siswa pengalaman baru
·         Mengenalkan kepada siswa aliran sastra yang berbeda-beda
·         Memberi siswa kemampuan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya
2.      Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain :
a.       Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun
b.      Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala
c.       Membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring
d.      Tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai petunjuk
e.       Mengerti dan memahami bahan bacaan
f.       Dituntut kecepatan mata dalam membaca
g.      Membaca dengan pemahaman yang baik
h.      Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan
Secara garis besar membaca dalam hati dibedakan menjadi dua :
a.       Membaca ekstensif/membaca cepat
Membaca ekstensif merupakan teknik membaca secara cepat tanpa mengurangi pemahaman inti bacaan. Tujuannya adalah untuk menemukan atau mengetahui secara cepat masalah utama dari teks bacaan. Objek membaca ekstensif meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Membaca ekstensif juga disebut sebagai teknik membaca cepat. Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Membaca cepat bukan berarti asal membaca cepat saja, sehingga setelah selesai membaca tidak ada yang diingat dan dipahami. Dua hal pokok yang harus diperhatikan ketika membaca cepat adalah tingkat kecepatan dan presentase pemahaman bacaan yang tinggi.
Membaca ekstensif meliputi :
1)      Membaca survei (survey reading)
Membaca survei adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survei merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif. Membaca survei dilakukan untuk memeriksa, meneliti daftar kata, judul-judul bab yang terdapat dalam buku tersebut, serta memeriksa bagan, skema atau outline buku tersebut. Tujuan membaca survei adalah untuk mendapatkan gambaran umum mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan adalah :
·         Judul-judul, daftar isi, dan gambar-gambar jika ada
·         Paragraf awal, paragraf akhir dan juga beberapa paragraf ditengah
·         Soal-soal yang mungkin terdapat dalam bacaan tersebut
2)      Membaca sekilas
Membaca sekilas adalah membaca dengan mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas, yaitu :
·         Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan
·         Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bacaan
·         Untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan
3)      Membaca dangkal (superficial reading)
Membaca dangkal pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang. Misalnya : cerita lucu, novel ringan dan catatan harian.
Beberapa teknik membaca ekstensif
1)      Teknik baca – pilih (selecting)
Adalah membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap mengandung informasi yang dibutuhkan. Pembaca hanya memilih dan membaca bagian-bagian yang diperlukan saja.
2)      Teknik baca – lompat (skipping)
Adalah membaca dengan melakukan lompatan-lompatan membaca. Maksudnya, bagian-bagian bacaan yang tidak sesuai dengan keperluan atau sudah dipahami tidak dihiraukan.
3)      Teknik baca – layap (skimming)
Membaca skimming adalah “terbang pada halaman demi halaman buku”. Men-skim berarti menyapu halaman buku dengan cepat untuk menemukan sesuatu yang dicari. Dengan demikian orang yang sedang membaca dengan teknik skimming berarti tidak melihat kata demi kata, kalimat demi kalimat, atau bahkan paragraf demi paragraf, tetapi menyapu halaman demi halaman secara menyeluruh. Baru bila apa yang dicarinya tertemukan, baca dengan kecepatan normal atau teliti.
Teknik yang digunakan untuk :
·         Mengenali topik bacaan
·         Mengetahui pendapat orang
·         Mengetahui bagian-bagian penting tanpa harus membaca seluruh bacaan
4)      Teknik baca – tatap (scanning)
Adalah teknik membaca sekilas, cepat, tetapi teliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi khusus dari bacaan. Misalnya, untuk mencari nomor telepon, mencari makna kata dalam kamus, mencari keterangan tentang istilah dalam ensiklopedi, mencari acara siaran televisi dan lain-lain.

b.      Membaca Intensif
Membaca intensif adalah membaca penuh penghayatan untuk menyerap dan memahami secara lengkap isi buku atau bacaan tertentu.
Membaca dikatakan tidak berlangsung apabila tidak ada pemahaman pada diri pembaca (Robinson, 1975; Gunning, 1992).
Burn, dkk (1996) dan Syafi’ie (1993) mengemukakan dua tingkatan pemahaman membaca, yaitu :
1)      Pemahaman literal
Pemahaman literal berarti mengetahui apa yang dikatakan penulis, juga mengetahui apa yang ditulisnya. Pikiran bertindak seperti sebuah gudang, yang berfungsi memasukkan dan menyimpan apa yang ditulis pengarang. Terdapat dua tingkatan pemahaman literal :
a)      Tingkat pengetahuan
Pada tingkat pengetahuan, siswa harus mengetahui fakta-fakta (siapa? apa? kapan? Dimana?). Siswa mengetahui ide-ide utama, detail-detail dan sebab akibat ketika hal itu dinyatakan, siswa menjawab pertanyaan dengan memakai kata-kata pengarang.
b)      Tingkat pemahaman
Siswa mengingat apa yang ditulis namun mereka menjawab dengan kata-kata yang berbeda dari yang dipakai pengarang. Mereka menerjemahkan apa yang ditulis dengan menempatkannya ke dalam bentuk lain
2)      Pemahaman tingkat tinggi
Pemahaman tingkat tinggi mencakup pemahaman interpretative, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.
a)      Pemahaman interpretatif
Pada tingkat interpretatif, pikiran menjadi suatu pabrik produksi. Pikiran bisa membantu mengidentifikasi hubungan antara pengalaman kita dengan pengalaman orang lain. Tingkatan ini disebut juga tingkatan penerapan
b)      Pemahaman kritis
Pikiran tetap menjadi pabrik produksi, hal ini membantu menganalisis, memproduksi, dan memutuskan.
c)      Pemahaman kreatif
Pemahaman yang tidak hanya sekedar menangkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.



Tipe-tipe pembaca yang tidak efisien
(1)   Tipe pembaca yang menvokalkan apa yang dibacanya
Adalah pembaca yang suka membaca dengan suara keras. Yaitu, melafalkan apa yang dibacanya kata demi kata dengan bantuan alat ucap (mulut). Hal ini dikatakan tidak efisien karena kecepatan membacanya disamakan dengan kemampuan bergeraknya alat ucap (bersuara), jadi dengan kata lain, kecepatan membaca disamakan dengan kecepatan berbicara.
(2)   Tipe pembaca bergerak
Adalah seorang pembaca yang dalam perbuatan membacanya diikuti oleh gerak-gerik sebagian anggota badan, baik disengaja maupun tidak. Secara prinsip, faktor ini tak mengganggu benar, akan tetapi Menghilangkan kebiasaan ini akan menambah konsentrasi terhadap bacaan lebih sempurna.
(3)   Membaca sambil tiduran (berbaring)
Ada sebagian orang yang merasa nikmat bila membaca sambil tiduran. Cara membaca ini jelas merupakan kebiasaan membaca yang jelek. Terutama ditinjau dari segi kesehatan mata. Dengan membaca sambil tiduran, mata dipaksa bekerja lebih keras. Kelelahan mata adalah efek langsung dari cara membaca semacam ini.
(4)   Tipe pembaca yang tidak berkonsentrasi
Ini juga salah satu kelemahan dari beberapa pembaca. Terkadang tampak jelas, secara fisik seseorang sedang membaca. Akan tetapi sampai beberapa waktu belum juga membalik-balik halaman buku. Ternyata hanya pada awal-awal baris saja ia membaca pada baris-baris berikutnya tujuan membaca beralih menjadi berkhayal, diluar konteks apa yang dibacanya. Hal ini biasanya dilakukan dengan tidak disadari.
Pembaca yang efisien adalah pembaca yang konsentrasi terhadap bahan bacaannya sempurna, melihat setiap baris bacaan hanya pada satuan-satuan pikiran yang ada, dengan mengutamakan kecepatan dan pemahaman juga ditingkatkan.
B.     Tingkatan Membaca
Menurut Gray dalam Harris dan Sipay (1980:47) ada lima tingkatan membaca yaitu sebagai berikut :
Ø  Kesiapan membaca (readiness, for reading)
Ø  Permulaan membaca (rapid for reading)
Ø  Pengembangan kecepatan keterampilan membaca (rapid development of reading skill)
Ø  Membaca luas (wide reading)
Ø  Perbaikan membaca (refine-ment of reading)
Berdasarkan pendapat tersebut oleh Syafi’ie (1999:17) membaca dikelompokkan menjadi dua tingkatan, yaitu sebagai berikut :
1.      Membaca permulaan
Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan dalam teori keterampilan, maksudnya menekankan pada proses penyandian membaca secara mekanikal. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recording dan decoding. Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Melalui proses recoding, pembaca memgasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyian. Di samping itu, pembaca mengamati tanda-tanda baca untuk membantu memahami maksud baris-baris tulisan. Proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Melalui proses recoding, gambar-gambar, bunyi dan kombinasinya diidentifikasi, diuraikan kemudian diberi makna.
Menurut La Burge dan Samuels (dalam Downing and Leong, 1982:206) proses membaca permulaan dan melibatkan tiga komponen, yaitu :
·         Visual memory
·         Phonological memory
·         Semantic memory
Lambang-lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi kalimat. Proses pembentukan tersebut terjadi pada ketiganya. Pada tingkat visual memory, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai lambang grafir, sedangkan pada tingkat phonological memory terjadi proses pembunyian lambang. Lambang tersebut juga dalam bentuk kata dan kalimat. Akhirnya pada tingkat semantic memory terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan/kemampuan membaca.
Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan proses kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan cepat.
Sebelum siswa mulai membaca lebih dahulu diadakan diskusi guru menerangkan bahwa sekarang waktunya belajar membaca yang akan dibaca adalah Bahasa Indonesia. Guru mulai mengambil gambar dan digantungkan di papan tulis. Gambar itu gambar Budi, siswa kelas 1 SD, yang baru masuk sekolah seperti siswa-siswa di kelas itu juga.
Guru membaca kalimat-kalimat di bawah gambar dengan jelas pelan-pelan, kalimat itu ditulis dengan huruf cetak. Nama-nama orang langsung ditulis dengan huruf besar. Perbandingan dengan B1 tidak perlu ditulis, tetapi hanya diucapkan, jadi yang dibaca tetap hanya B2 saja.

2.      Membaca lanjut
Tujuan membaca lanjut adalah agar siswa dapat memahami bahasa orang lain yang tertulis serta menambahkan pengetahuan dan mengembangkan emosi anak. Dalam membaca lanjut dikenal metode membaca teknik, membaca dalam hati termasuk didalamnya membaca cepat, membaca pemahaman dan sebagainya.
Pada membaca lanjut, berdasarkan kekompakan kognitif dalam memahami bacaan dibedakan antara membaca literal dan membaca tingkat tinggi. Pemahaman tingkat tinggi mencakup pemahaman interpretatif, pemahaman kritis dan pemahaman kreatif. Pemahaman kritis dan kreatif dapat digolongkan ke dalam pemahaman evaluatif. Pengelompokan tingkatan membaca selengkapnya dari Burn, Roe, dan Ross (1996)
·         Literal comprehension (pemahaman literal)
·         Interpretative comprehension (pemahaman interpretatif)
·         Critical comprehension (pemahaman kritis)
·         Creative comprehension (pemahaman kreatif)
Pemahaman literal adalah kemampuan menangkap informasi yang dinyatakan secara tersurat dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling rendah, tetapi pemahaman ini tetap penting karena dibutuhkan dalam proses membaca secara keseluruhan. Untuk meletakkan detail yang menjadi syarat dari pertanyaan-pertanyaan yang spesifik, misalnya pertanyaan siapa untuk menanyakan nama orang, pertanyaan siapa untuk menanyakan nama orang, pertanyaan dimana untuk menanyakan tahun dan seterusnya.
Tingkat pemahaman yang kedua adalah pemahaman interpretatif, yang menurut Hafni (1981) dan Tollefson (1989) sebagai pemahaman reorganisasi dan inferensial. Pemahaman interpretatif adalah pemahaman makna antar kalimat atau makna tersirat atau penarikan kesimpulan teks. Membaca pemahaman interpretatif mencakup penarikan kesimpulan tentang gagasan utama dari suatu teks, rujukan kata ganti, rujuan kata keterangan (adverb) dan kata-kata yang dihilangkan. Pemahaman interpretatif juga mencakup pemahaman suasana hati pelaku yang terdapat dalam cerita (mood of a passage) tujuan penulis cerita tersebut dan makna bahasa figurative.
Jenis pemahaman lebih tinggi lagi adalah pemahaman kritis/evaluatif. Pemahaman kritis/evaluatif merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman evaluatif terdapat dalam kegiatan membaca kritis. Pemahaman kritis bergantung pada pemahaman literal, pemahaman interpretatif dan pemahaman gagasan penting yang diimplikasikan.
Pemahaman evaluatif menurut Cochran (1991) mencakup kemampuan menilai atau memutuskan yang berkenaan dengan :
·         Menganalisis karakter dan latarnya
·         Menilai apakah cerita atau gambar rill atau hasil imajinasi penulis
·         Meringkas alur cerita
·         Menilai apakah sebuah fakta atau opini
·         Memahami cara penulis menggambarkan suasana hati tokoh melalui pelukisan fisik dan psikologis para tokoh
·         Memahami cara penulis menyakinkan pembaca melalui pernyataan yang diungkapkannya.
Pemahaman kreatif merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam membaca. Pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya, emosionalnya, kemudian secara kreatif ia menciptakan sesuatu baik konseptual maupun praktis.

C.    Strategi Membaca
Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam upaya untuk memperoleh pemahaman teks dapat menggunakan berbagai macam strategi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks itu sendiri. Strategi membaca meliputi :
1.      Strategi Bottom-Up
Strategi Bottom-Up umumnya digunakan pada pembelajaran kelas awal, dan juga digunakan jika dalam memahami teks yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Strategi Bottom-Up pengajaran membaca diawali dengan memperkenalkan nama-nama dan bentuk huruf pada siswa, juga memperkenalkan gabungan-gabungan huruf menjadi suku kata lalu menjadi kata dan terakhir menjadi suatu kalimat. Metode yang digunakan ini dikenal sebagai metode eja.
2.      Strategi Top-Down
Strategi Top-Down adalah kebalikan dari strategi Bottom-Up, latar belakang pengetahuan menjadi suatu variabel yang sangat penting, karena disini siswa belajar membaca dalam tataran tinggi. Latar belakang pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sangat membantu dalam pemahaman teks. Untuk itu hendaknya dalam memilih teks bacaan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan tempat tinggal siswa. Jadi dalam model ini prosesnya dimulai dengan ide bahwa pemahaman itu terletak pada pembaca. Tujuan dari modal ini adalah kegiatan yang sifatnya mengembangkan makna dan tidak pada penguasaan pemahaman kosakata.
3.      Strategi interaktif
Strategi interaktif menggabungkan elemen-elemen pada dua strategi sebelumnya. Asumsinya bahwa sebuah pola itu disintesiskan atas dasar informasi yang diberikan bersamaan dari berbagai sumber pengetahuan. Karena itu, membaca sebenarnya adalah gabungan proses Bottom-Up dan Top-Down.
Selain strategi diatas terdapat strategi membaca sepintas lalu. Membaca sepintas lalu seharusnya tidak di salah artikan sebagai membaca, melainkan sebagai teknik membaca yang bermanfaat dan benar. Teknik ini membuat mata kita tidak lagi bergerak membaca baris per baris, melainkan ke sepanjang dan ke seluruh halaman bacaan. Ada 3 cara untuk melakukan teknik membaca ini, yaitu :
1)      Sampling yaitu membaca bagian-bagian materi bacaan dengan cepat agar mendapatkan gambaran umum dari bacaan tersebut.
2)      Locating adalah membaca vertikal, tidak tampak seperti gerakan vertikal, sebab mata tetap bergerak ke kanan. Penyebabnya adalah materi bacaan tidak ditulis secara vertikal, melainkan horizontal dari kiri ke kanan, kemudian mata kita harus bergerak secara diagonal kembali ke kiri untuk membaca baris selanjutnya.
3)      Previewing adalah kombinasi dari 2 teknis diatas.

D.    Metode Membaca
Dari strategi-strategi membaca yang dijelaskan diatas, selanjutnya dapat diturunkan menjadi metode/teknik membaca. Berikut ini secara khusus dibahas metode membaca permulaan dan beberapa metode membaca lanjut.
1)      Metode membaca permulaan
Membaca permulaan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut. Untuk melaksanakan pengajaran membaca permulaan, telah dikembangkan beberapa metode seperti berikut :
·         Metode eja/abjad
Pelajaran membaca dimulai dengan pengenalan abjad a, b, c dan sebagainya. Selanjutnya abjad-abjad itu dirangkaikan huruf vokal dan konsonan menjadi suku kata, selanjutnya suku kata dirangkai menjadi kata dan kata dirangkai menjadi kalimat
·         Metode bunyi
Pelaksanaan metode ini hampir sama dengan metode abjad, bedanya dalam metode ini huruf-hurufnya tidak disebutkan dengan nama abjadnya melainkan bunyinya.
·         Metode kupas rangkai suku kata
Metode ini dimulai dengan penggalan suku kata. Setelah siswa mampu membacanya, suku kata itu dirangkaikan menjadi kata dengan menggunakan tanpa penghubung. Setelah itu, siswa belajar membaca kalimat.
·         Metode lembaga kata
Dengan metode ini siswa belajar membaca melalui kata-kata


·         Metode global
Dengan metode ini mula-mula anak diperkenalkan beberapa kalimat, mula-mula kalimat diuraikan menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan kemudian menjadi huruf-huruf
·         Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
Dilaksanakan dalam 2 periode :
a.       Periode tanpa buku
b.      Periode dengan buku
2)      Metode membaca lanjut
·         Metode SQ3R
Metode ini diberikan untuk menemukan ide pokok dan detail yang penting yang mendukung ide pokok serta mengingatnya lebih lama.
Langkah-langkah SQ3R adalah sebagai berikut :
a.       Survey
Adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap.
b.      Question
Sebelum membaca hendaknya merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai informasi fokus yang akan memandu pembaca pada saat melakukan aktivitas baca sesungguhnya.
c.       Read
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan tadi lalu dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang sesungguhnya
d.      Recite atau Recall
Kegiatan menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca
e.       Review
Memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami pembaca.



·         Metode scrambel
Pada metode ini menghendaki siswa untuk melakukan penyusunan atau pengurutan struktur suatu bahasa yang sebelumnya dengan sengaja dikacaukan. Bentuk-bentuknya adalah :
a.       Scrambel kata, yaitu permainan menyusun kata-kata dari huruf yang telah dikacaukan letak huruf-hurufnya
b.      Scrambel kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak
c.       Scrambel wacana, yaitu permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak yang disusun sehingga bermakna dan logis.
·         Metode membaca cepat
Dengan membaca cepat kita dapat meninjau kembali secara cepat materi yang telah dipelajari. Kunci utama dalam membaca cepat adalah dengan sering berlatih.
Ada dua teknik membaca cepat yang harus dipahami :
1.      Skimming adalah upaya untuk mengambil intisari atau hal-hal yang penting dari bacaan itu, yaitu ide pokok dan detail yang penting
Tujuannya :
a.       Untuk mengenali topik bacaan
b.      Untuk mengetahui pendapat orang
c.       Untuk mendapat bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya
d.      Untuk mengetahui urutan ide pokok
e.       Untuk penyegaran apa yang telah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian
2.      Scanning, adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah yang dicari seperti :

a.       Fakta khusus
b.      Informasi tertentu
Usaha untuk menemukan yang dicari itu harus cepat dilakukan dan akurat. Dalam sehari-hari scanning dilakukan antara lain :
1.      Mencari nomor telepon
2.      Mencari kata pada kamus
3.      Mencari entri pada indeks
4.      Mencari angka-angka statistik
5.      Melihat acara siaran TV
6.      Melihat daftar perjalanan
Cara-cara pengukuran efektif membaca yaitu :
1.      Mengukur kecepatan membaca (KM). prosesbya yaitu :
KM =
2.      Pemahaman isi bacaan (PI), prosesnya yaitu :
KM =
3.      Untuk mengukur KPM seseorang, kedua aspek tersebut harus diintegrasikan, prosesnya yaitu :
KM          = KB/SM:60 X PI/100 . KPM
KM          = kemampuan membaca
KB          = jumlah kata dalam bacaan
SM : 60   = jumlah waktu membaca
PI            = prosentase pemahaman isi bacaan
KPM       = jumlah kata per menit
·         Metode membaca rumpang
Kecenderungan manusia untuk melengkapi/menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan yang utuh. Melalui prosedur ini pembaca diminta untuk dapat memahami wacana-wacana yang tidak lengkap (karena bagian-bagian tertentu dalam wacana ini dengan sengaja dilesapkan) dengan pemahaman sempurna.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·         Membaca nyaring/teknik adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis.
·         Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya
·         Membaca ekstensif/membaca cepat :
1.      Membaca survei
2.      Membaca sekilas
3.      Membaca dangkal
·         Teknik membaca ekstensif adalah
1.      Teknik baca – pilih (selecting)
2.      Teknik baca – lompat (skipping)
3.      Teknik baca – layap (skimming)
4.      Teknik baca – tatap (scanning)
·         Membaca intensif
1.      Membaca literal
2.      Membaca interpretatif
3.      Membaca kritis
4.      Membaca kreatif
·         Tipe-tipe pembaca yang tidak efisien :
1.      Pembaca yang menvokalkan bacaannya
2.      Tipe pembaca bergerak
3.      Membaca sambil tiduran
4.      Pembaca yang tidak berkonsentrasi
·         Pembaca yang efisien adalah pembaca yang konsentrasi terhadap bahan bacaannya sempurna, dengan mengutamakan kecepatan tetapi pemahamannya juga ditingkatkan
·         Menurut Syafi’ie membaca dikelompokkan menjadi 2 tingkatan :
1.      Membaca permulaan
2.      Membaca lanjutan
·         Membaca permulaan adalah membaca yang menekankan pada proses penyandian membaca secara mekanikal
·         Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan cepat
·         Tujuan membaca lanjut adalah agar siswa dapat memahami bahasa orang lain yang tertulis serta menambah pengetahuan dan mengembangkan emosi anak
·         Strategi membaca ada 3 yaitu :
1.       Strategi Bottom-Up pengajaran membaca yang diawali dengan memperkenalkan nama-nama dan bentuk huruf. Kemudian gabungan-gabungan huruf tersebut menjadi kata dan terakhir menjadi kalimat.
2.       Strategi Top-Down adalah kebalikan dari strategi Bottom-Up, latar belakang pengetahuan menjadi suatu variabel yang sangat penting
3.       Strategi interaktif merupakan gabungan dari strategi Bottom Up dan Top-Down
·         Selain stratregi yang telah disebutkan terdapat strategi membaca sepintas lalu. Teknik-tekniknya adalah sebagai berikut :
1.      Sampling
2.      Locating
3.      Priviewing
·         Metode membaca permulaan
1.      Metode eja/abjad
2.      Metode bunyi
3.      Metode kupas serangkai suku kata
4.      Metode lembaga kata
5.      Metode global
6.      Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
·         Metode membaca lanjut :
1.      Metode SQ3R
2.      Metode Scrambel
3.      Metode membaca cepat
4.      Metode rumpang

DAFTAR PUSTAKA


·             Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif, Bandung : CV. Sinar Baru Bandung, YA3 Malang, 1987
·             Broto, A.S, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif, Jakarta : Bulan Bintang, 1980
·             Moidel, Steve, Kiat Membaca Cepat, Jakarta : Arcan, 1998.
·             Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1988
·             Wain Wright, Gordon, Speed Reading Better Recalling, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
·             Alfin, Jauharoti, Muhammad Thohri, Sri Wahyuni, Bahasa Indonesia 1, Surabaya : Lapis PGMI, 2008.
·             www.google/jenismembaca.com

 

No comments:

Post a Comment

Followers