Wednesday, April 27, 2011

Supervisi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG :
Pendidikan pada hakekatnya adalah sebuah transformasi yang mengubah input menjadi output. Untuk menjadi output, dalam transformasi tersebut diperlukan suatu proses yang berlangsung secara benar, terjaga serta sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Pada pendidikan, untuk menjamin terjadinya proses yang  benar tersebut, diperlukan pengawasan (supervisi). Supervisi ini dilakukan dalam rangka menjamin kualitas (quality assurance) agar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
  
B.     RUMUSAN MASALAH :
1.      Bagaimana pengertian supervisi pendidikan ?
2.      Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan ?
3.      Teknik-teknik apa saja yang ada dalam supervisi ?
4.      Apa tujuan supervisi pendidikan ?

C.      TUJUAN :
1.      Menegtahui Pengertian Supervisi Pendidikan.
2.      Mengetahui Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan.
3.      Mengetahui Teknik-teknik apa saja yang ada dalam supervisi.
4.      Mengetahui Apa tujuan supervisi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dam penglihatan. Secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi daripada yang dilihat.[1]
Sebagaimana telah diketahui bahwa tidak ada dua orang yang sama, apalagi lebih dari dua orang, maka dapat dimaklumi bahwa rumusan tentang apa yang dimaksud supervisi berbeda-beda. Para ahli dibidang itu memberikan pengertian supervisi dengan kalimat yang tidak sama, walaupun apa yang mereka maksudkan tidak jauh berbeda. Perbedaan itu sering kali hanya disebabkan oleh penekanan pada aspek-aspek tertentu dari supervise itu sendiri.
Sergiovanni (1971. H. 10) mengemukaan pernyataan yang berhubungan dengan supervisi sebagai berikut : (1) supervise lebih bersifat proses daripada peranan, (2) Supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu.[2]
Dalam Dictionary of Education, good Carter memberi pengertian supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan eveluasi pengajaran. [3]
 Dari pernyataan diatas dapat dikaji bahwa supervisi itu bukan peranan, tetapi merupakan suatu proses. Proses tersebut terjadi di sekolah yang digunakan oleh personalia-personalia tertentu untuk menolong para personalia yang lain dalam usaha mencari tujuan pendidikan. Para personalia tertentu itu mempunyai tanggung jawab yang lebih besar daripada personalia-personalia yang lain, dan mereka ini bergantung dari personalia yang lain itu untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi suatu supervisi adalah memajukan dan mengembangakan pengajaran sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan baik.   
B. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
            Seorang pimpinan pedidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya hendakanya bertumpu pada prinsip-prinsip  supervisi:
1.      Ilmiah, yang mencakup unsur-unsur :
a.      Sistematika artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu.
b.      Objektif artinya data yang didapat pada observasi yang nyata bukan tafsiran pribadi.
c.       Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2.      Demokratis yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3.      Kooperatif, seluruh staf dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4.      Konsrtruktif, dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat menggunakan potensi-potensinya.[4]  
Disamping prinsip asasi ini, dapat kita bedakan juga prinsip-prinsip positif dan prinsip negatif. Yang dimaksud dengan prinsip positif adalah prinsip-prinsip yang patut kita ikuti, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip negatif adalah prinsip yang merupakan larangan bagi kita.
1.      Prinsip-prinsip positif :
a.      Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan koorperatif.
b.      Supervisi harus kreatif dan konstruktif.
c.        Supervisi harus scientic dan efektif.
d.      Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru-guru.
e.      Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
f.        Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan duru untuk mengadakan self evaluation.
2.      Prinsip-prinsip negatif :
a.      Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter.
b.      Seorang supervisor tidak boleh mencari keslahan pada guru-guru.
c.       Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan untuk memeriksa apakah peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau tidak.
d.      Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru-guru oleh karena jabatannya.
e.      Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru mengajar.
f.        Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan.
C. Teknik-teknik supervisi.
1. Tekhnik kelompok : cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang disupervisi     
2. Tekhnik perorangan : dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus.    
·         Metode Supervisi   
 1. Metode langsung : alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi.
 2. Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media)

·         Tekhnik dan Metode yang Lain
1. Kunjungan sekolah (school visit), Akan memberikan pengatahuan yang lengkap        tentang situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif.
2. Kunjungan kelas (class visit), Merupakan suatu metode supervisi yang “to the point” kena sasaran
3. Pertemuan individual Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan pembicaraan langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang yang dikunjungi.
4. Rapat sekolah Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah
5. Pendidikan ini service Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka guru perlu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan berbagai cara. Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah, mengadakan intervisitasi dsb.
6. Workshop (musyawarah kerja_muker) Untuk mengembangkan professional karyawan (in-service)
7. Intervisitas Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi situasi belajar masing-masing           
8. Demonstrasi mengajar Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri atau oleh guru yang ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang efektif.
9. Bulletin supervise Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan program pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan.     
10. Bulletin bord: 
v  pengumuman administrative
v   pengunguman supervise  
v  pengunguman untuk murid
v   dsb  
11. Kunjungan rumah Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup orang yang disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang secara langsung atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang yang disupervisi itu.[5]
D. fungsi-fungsi supervisi
            Fungsi-fungsi supervisi sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut :

1)      Dalam bidang kepemimpinan
a.       Menyusun bersama dan policy bersama.
b.      Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan.
c.       Memberi bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.
d.      Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.
e.       Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok.
f.       Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada enggota kelompok, sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing.
g.      Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
h.      Menghilangkan rasa malu dan rendah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
2)      Dalam hubungan kemanusiaan
a.       Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya.
b.      Membentu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis.
c.       Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.
d.      Memupuk saling menghormati diantara sesama anggota kelompok dan sesama manusia.
e.       Menghilangkan rasa curiga mencurigai antara anggota kelompok.[6]






[1] Subarai, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, BUMI AKSARA, Jakarta, 1994, hal 1
[2] Pirdata, made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, BUMI AKSARA, Jakarta, 1992. Hal 2
[3] Soetopo, Hendiyat dkk, Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan, BINA AKSARA, Malang, 1982. Hal 39
[4] Ibid, hal 40
[5] http://tikky-suwantikno.blogspot.com/2008/02/supervisi-pendidikan.html

[6] Purwanto, ngaum. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung, 1991. Hal 86-79

No comments:

Post a Comment

Followers