Wednesday, April 27, 2011

Citra Guru


BAB I
PENDAHULUAN
A.             A.  Latar Belakang
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik dimasyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya, serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.

B.     B. Rumusan Masalah
a.       Jelaskan pengertian citra guru yang profesional!
b.      Bagaimana cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru?
c.       Berikan contoh guru yang profesional!

C.     C. Tujuan
a.       Siswa dapat menjelaskan pengertian dari citra guru yang profesional
b.      Siswa dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru
c.       Siswa dapat memberikan contoh guru yang profesional






BAB II
PEMBAHASAN
a.       Pengertian Citra Guru Profesional
Citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja. Citra guru ini tercermin melalui keunggulan mengajar, memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, serta memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman seprofesinya dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan profesional. Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifat-sifat keteladanan, penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam suasana yang menyenangkan.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik dimasyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Lantaran tanggung jawab dari profesi guru tidak berhenti pada setelah guru mengajar, melainkan keberhasilan siswa dalam menangkap, memahami, mempraktekkan serta mengamalkan ilmu yang diterima dalam kehidupan sehari-hari baik langsung maupun tak langsung.

b.      Citra Guru di Masyarakat
Salah satu masalah yang dapat mengganggu ketentraman guru ialah masalah penyesuaian sosial. Bagaimana seorang guru dapat diterima dalam lingkungan masyarakat. Dalam hal ini guru harus pandai menempatkan diri di masyarakat. Berbagai kegiatan layanan masyarakat dapat membantu guru untuk ikut aktif berpartisipasi. Citra seorang guru dimata masyarakat sangatlah baik dan mulia.
Smith menyarankan lima hal yang perlu dikerjakan guru dalam penyesuaian diri agar diterima dilingkungannya.
·      Menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat.
·      Bekerja bersama dalam kelompok kegiatan organisasi masyarakat.
·      Menyediakan waktu yang cukup untuk bersama-sama mengembangkan kesejahteraan dan layanan sosial kemasyarakatan.
·      Berhati-hati dalam berpenampilan dan berbicara.
·      Cinta serta kerja sama dan tidak menggurui masyarakat.
Namun adapun masyarakat yang sering mengeluh dan menuding guru tidak mampu mengajar manakala putra-putrinya memperoleh nilai rendah, rangkingnya yang merosot, atau NEM-nya anjlok. Akhirnya sebagian orang tua mengikut sertakan putra-putrinya untuk kursus, privat atau bimbingan belajar. Pihak dunia kerja ikut memprotes guru karena kualitas lulusan yang diterimanya tidak sesuai keinginan dunia kerja. Belum lagi mengenai kenakalan dan dekadensi moral para pelajar yang belakangan semakin marak saja, hal ini sering dipersepsikan bahwa guru gagal dalam mendidik anak bangsa.
Sudjana dalam Mustafa menjelaskan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
·      Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan
·      Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru
·      Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu.
Padahal rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya. Syah menyorot rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme guru, penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran yang masih berada di bawah standar, sebagai penyebab rendahnya mutu guru yang bermuara pada rendahnya citra guru. Secara rinci dari aspek guru rendahnya mutu guru menurut Sudarminta dalam Mujiran antara lain tampak dari gejala-gejala berikut:
·      Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan
·      Ketidaksesuaian antara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam kenyataan lapangan yang diajarkan
·      Kurang efektifnya cara pengajaran
·      Kurangnya wibawa guru di hadapan murid
·      Lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh; semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan tidak betul-betul menjadi guru
·      Kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari kepribadian mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai pendidik;
·      Relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan) dibandingkan dengan yang masuk Universitas.
c.       Citra Guru Masa Dahulu
Salah satu hal menarik pada ajaran islam adalah penghargaan islam terhadap guru (ustazd dalam bahasa Arab) yang sangat tinggi. Karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan sedangkan ALLAH SWT mengangkat derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan islam mengajarkan agar senantiasa mendahulukan guru daripada orangtua. Hal ini karena orang tua membuat kita bertahan hidup dan bagaimana menjalani kehidupan. Pada zaman dahulu hubungan yang terjalin antara guru dan murid tidak mengenal istilah untung rugi, apalagi untung rugi tersebut diwujudkan dalam arti ekonomi. Guru hanya menginginkan agar anak didiknya berhasil sesuai dengan harapannya, dapat berguna baginusa, bangsa, agama dan orang tua. Guru tidak mengharapkan imbalan atas keberhasilan yang telah dicapai oleh anak didiknya. Keberhasilan anak didik merupakan tujuan utama guru, bukan gaji atau upah tinggi atas pekerjaannya. Bahkan ada seorang ulama yang mengatakan bahwa mengambil upah atau gaji dari hasil mengajar itu haram.
d.      Citra Guru Masa Kini dan Tantangan Pendidikan Nasional
Apa yang telah dipaparkan diatas adalah kondisi ideal bagaimana seharusnya citra guru. Akan tetapi akhir-akhir ini sering kita mendengar adanya tindakan-tindakan yang kurang pantas dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya. Misalnya seorang siswi yang pingsan lantaran di tampar oleh guru, seorang siswi yang tewas ditikam oleh gurunya, seorang siswi didaerah Sukabumi tewas dengan tujuh tusukan dengan pelaku yang tidak lain oleh adalah gurunya sendiri. Ini hanya sekelumit dari kondisi pendidikan dibeberapa wilayah di tanah air. Ironisnya, tindak kekerasan itu justru dilakukan oleh oknum guru yang seharusnya mengajar bukan menghajar. Jadi yang melatarbelakangi dari tindakan ini adalah bahwa tindakan penyimpangan itu lebih mengarah pada kemerosotan citra guru Indonesia.





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
·      Jadi, citra guru merupakan suatu penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja.
·      Adapun faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai guru yaitu, (1) Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan.(2) Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru. (3) Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu.


No comments:

Post a Comment

Followers